
Kasus aborsi di seluruh dunia selalu saja terjadi setiap harinya. Walaupun ada undang undang yang mengatur bahkan melarangtapi tetap saja kasus aborsi tidak bisa dihentikan. Memang sebagian negara ada yang melegalkan tindakan aborsi bahkan memberikan fasilitas gratis untuk itu. Bahkan ada perusahaan asuransi yang mau mengcover atau menanggung biaya aborsi.
Di Indonesia sendiri kasus aborsi sangat banyak terjadi setiap harinya baik itu secara legal maupun ilegal. Tidak pandang bulu kasus aborsi ini dilakukan oleh hampir semua batasan usia produktif untuk wanita. Berbagai cara telah dilakukan untuk menggugurkan kandungan seperti cara tradisional dan cara medis. Ada yang melakukannya dengan cara aman (klinik aborsi) dan ada juga yang sembarangan (tradisional dan obat aborsi).
Bagaimana tidak kasus aborsi biasanya dilakukan karena kehamilan yang terjadi tidak diinginkan. Setelah mengetahui dirinya telah hamil maka terjadi kebingungan dan kepanikan lalu pertama kali mencoba cara paling mudah yaitu dengan buah buahan. Karena tidak ada hasil kemudian mencoba meminum pil aborsi atau jamu peluntur kandungan. Bebagai usaha telah dicoba namun gagal barulah berniat untuk datang ke dokter atau ke klinik aborsi.
Faktor Penyebab Tingginya Kasus Aborsi
1. Pergaulan Bebas
Bebas tanpa ada yang menghalangi. Biasanya ini terjadi karena kurangnya pengawasan atau tidak diawasi sama sekali sehingga bebas melakukan apa saja seperti narkotika, alkohol dan berhubungan seks tanpa pengaman atau bahkan bertukar pasangan. Seseorang mau melakukan kebiasaan ini karena banyak faktor seperti kesenangan atau karena frustasi.
Pada wanita kelainan seks seperti hyperseks juga merupakan faktor penyebab pergaulan bebas. Pada kasus prostitusi sering terjadi karena tidak menggunakan alat pengaman atau melakukannya dengan tidak sadar atau karena pengaruh alkohol dan obat obatan.
2. Seks Bebas
Maksudnya adalah berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan kehamilan di luar nikah. Seks bebas adalah faktor penyebab kasus aborsi paling tinggi di Indonesia. Kasus ini sering terjadi di kalangan remaja dan pada pasangan yang belum/tidak menikah. Bagi pasangan yang belum menikah sering terjadi karena kesenangan atau hubungan perselingkuhan. Pada zaman sekarang berhubungan seks sudah menjadi kebiasaan bagi banyak pasangan terutama pasangan dewasa. Keinginan untuk melakukan seks merupakan naluri bagi orang yang sehat dan normal.
Bagi kalangan remaja terjadi karena:
– Keingintahuan untuk mencoba berhubungan seks
– Melihat atau menonton konten pornografi
– Pengaruh hormon pubertas
– Belum mendapat pendidikan tentang seks dan resikonya.
3. Kegagalan Alat Kontrasepsi
Banyak wanita mengatakan mereka memilih untuk tidak menggunakan kontrasepsi karena khawatir dengan berbagai efek samping yang ditimbulkan dan berpikir masih ada resiko untuk bisa hamil. Sebagian wanita menggunakan kontrasepsi tapi lupa jadwal ulang. Misalnya lupa jadwal suntik KB atau minum pil KB tidak teratur. Sebagian kecil wanita tidak tahu bahwa alat kontrasepsi bisa menjadi pilihan jika belum menginginkan kehamilan.
4. Kehamilan Tidak Normal
Janin tidak berkembang
Kehamilan ini diketahui setelah wanita hamil diperiksa dengan Usg. Dokter akan melihat besar janin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Atau tidak ada sama sekali tanda tanda jantung berdenyut.
Hamil anggur atau mola
Kehamilan seperti ini adalah terjadinya pembuahan tidak normal. Isi rahim terlihat bukan janin melainkan seperti jaringan yang tidak normal. Dan sering terjadi keluhan pada wanita hamil jika mengalami kondisi seperti ini.
5. Kasus perkosaan
Kehamilan karena pemerkosaan adalah kehamilan yang benar benar tidak diinginkan. Kasus ini adalah tindak kriminal sehingga proses aborsi dapat dilakukan dengan adanya surat pengantar dari pihak berwajib untuk melaksanakan proses aborsi.
Klinik aborsi jakarta telah menangani berbagai macam kasus aborsi dengan usia kehamilan yang berbeda beda. Selama pemeriksaan dan konsultasi banyak ditemukan faktor penyebab tingginya kasus aborsi di Indonesia dilakukan oleh orang orang yang mengerti tentang pendidikan seks. Dari sini bisa disimpulkan adalah kehamilan sering terjadi karena kelalaian terhadap alat kontrasepsi. Ada yang lupa dan ada juga yang tidak ingin menggunakannya.
Kasus aborsi tidak bisa dihindari walau bagaimanapun ada undang undang yang mengaturnya. Semakin dilarangnya proses aborsi tapi semakin banyak juga usaha untuk mencari jalan melakukan aborsi. Itulah yang diperdebatkan sampai sekarang apakah aborsi harus dilarang atau tidak mengingat jumlah penduduk yang meningkat dengan tajam.